Jumat, 09 Desember 2016

REMBULAN

Menapak tilas balik jejak rembulan
Tatkala lara berjalan berdampingan
Tiada sapa kata dan rasa
Hanya sebatas bersaama.

Kenapa taksempat mereda
Gelap awan karena hujan tutupimu
Bila sebuah bulan bisa diganti
Kukatakan Tetap menanti

Aku yang rindu rembulan
Hanya bisa tersenyum menatap langit
Berharap pesan sampai tanpa terucap
Kini ku semakin merindu

Rindu yang bahkan taksampai padamu
Pada sang lelaki manis di sudut biru
Yang masih takbisa lihat tulusnya rasa
Sampai nanti sampai ku berhenti
       
 Merindumu ~


Masih disini ditempat pengasingan rasa....

-Teti Sukmawati-
Serang,12-09-2016 .

Kamis, 17 November 2016

Rinduku jauh di kota landmark

Risau..

ketika bayang wajah tak bertemu

lelaki manis dengan tatapan sendu

berbayang jingga dalam elegi cinta di kota baja


sampai detik tak berdenting

masih rindu dalam jelma berrantai asa

bukan maksud mengusik raga

hanya hati tak mampu berkata sapa

lalu..

sampai puncak penghujung rindu

masih jadi sepotong rasa tanpa balas

dan rindu tanpa tepi...

yang belum terobati...


-Teti Sukma - Yang kini merindu tanpa balas.

Serang, 17 November 2016 


Teruntuk engkau lelaki manis di kota landmark:')




Jumat, 12 Agustus 2016

Masalahnya adalah

Masalahnya adalah...

aku yang telah memulai meraba rasa

rasa yang telah menjadi luka

terdalam semesta yang tak berirama

aku..

bukan karena hati yang salah melangkah

hanya waktu yang taktepat untuk bicara

dan seolah jiwa masih meronta tiada tara


lebih dari segala prasangga

aku yang masih menunggu senja

yang tiada pernah menghantarkan puspa


masalahnya adalah

lembah indah itu telah mati

mati dengan sejuta rasa yang baru saja tumbuh

aku masih dengan lidah takbertulang

terluka oleh kata yang tak terucap.



Teti Sukma

di tepat yang sama 

Pandeglang,13 Agustus 2016






     

Rabu, 10 Agustus 2016

TERSAKITI

Diunyu..

Harap palsu menjelma tiada tara
rasa yang tumbuh masih berbentuk benih
pecah bak raga yang tak lagi bersatu
aku dengan sejuta rahasia

Memendam sepi sendiri
tanpa lamun yang mereda
ku benci dalam sunyi yang pasti
lambaikan tangan dengan sejuta rasa

  akhir rasa...

bukan karna tak menuai
hanya biru yang nampak
kurasa kosong mulai menjelma
terpatri lara tiada tara


aku yang masih sendiri
 cukup alami yang tak pasti
kucoba sembunyi 
di penantian tanpa batas .

Teruntuk kamu yang masih menjadi bui
kusampaikan rasa dalam sebongkah asa..





-Teti Sukma-
Masih disini di pandeglang kita </3


Pandeglang, 10 Agustus 2016

Minggu, 31 Juli 2016

Aku yang mulai mencintaimu


    Kamu adalah apa yang selalu menjadi anganku
Rasa sepi, sendiri dan benci seperti menyatu dengan nestapa
Bukan kelam yang menyelimuti rindu
Tapi ketakutan akan hilangnya harapmu

Mencintaimu..

Bagiku raga mulai menyatu dengan harap yang tak pasti
Ini rindu, rindu yang tak sampai pada kata “bertemu”
Hanya luka biru yang tergores dalam sentuhan kalbu
Tombak asa kini menusuk jantungku.

Masih disini di tempat yang sama
Dengan rasa baru tanpa kata tanpa makna
Masih dengan kesendirian yang takpasti.

Aku yang mulai mencintaimu
Berlabuh di pelabuhan yang gersang
Tanpa rasa tanpa asa

Masih di sini di penantian tanpa ujung…


Teti sukma
Pandeglang, 31 juli 2016.




Jumat, 10 Juni 2016

RINDU ^^


Manisku…

Ketika rasa dan asa mulai bertemu
Nahkoda rindu kini berlabuh
Dan mulai duduk di penghujung 20 ku..

Sanubari mulai merayu di ufuk senja
Bukan kematian benar menusuk kalbu
Tapi rindu yang takkunjung bertemu
Bersandar pada tali warna pelangi..

Sastraku masih sastra lama
Dengan cerita sang laki berbingkai kaca
Namun tak lagi nama yang sama..

Kini rindu masih menjelma…
Akankah tanpa tau dengan kata
Tapi dengan doa yang terus teriring dalam sujud.

Ini rasaku rasa yang baru tanpa sastra biru
Masih berpegang pada angin.
Kusamapaikan salam sapa rasa yang tumbuh .
Teruntuk sang laki di ujung samudra yang masih berlayar.


Teti Sukma,

SERANG,10 Juni 2016


Senin, 07 Maret 2016

Bersemi

Ketika tunas itu tumbuh
Tiada daya yang menghalangi
Perlahan kokoh bagai pepohon
Bersama angin ia menjulang

Bersemi..

Rasa yang dulu telah tercecer
Kini mulai mencari puing-puing baru
Akankah rasa harus menolak
Sedang ia semankin tumbuh

Baru…

Merpati dalam sarang memberi tanda
Cintaku cinta yang baru
Tak lagi dengan biru dalam samudra
Tapi jingga dalam elegi

Salam sapa doa setiap pristiwa
biar kasturi yang mewangikannya
dalam cerah mentari
segalanya bermula dihati


Kini kau bagian dari sastraku
Tintanya kan ku tulis namamu..

Teti sukma

untukmu yang masih menjadi doa-ku.
Serang,03-07-2016



Sabtu, 05 Maret 2016

LUKA-ku

Tapak tilas jejakmu masih Nampak

Deru rasa menggebu dalam nadi

Merantau jauh sang hati di laut biru

Bisakah nirwana kembali ?


      Tikamkan pisau hingga ke hulu

      Diam, hanya berlari ke ujung asa

      Kau memberi rasa dalam palsu belaka

            Ah, rancu..


Masih ingat sajak ku ?

Tintanya masih bertulis namamu

Sang satya berlensa kaca.

    Cukup lelah
    
    Cukup letih

    Cukup sepi

    Cukup sampai ku menanti…..


                      Masih dengan harapan kosong.
                                 -Teti Sukma-
                             di Serang, 03-05-2016.