Senin, 03 April 2017

Aku Yang Telah Lancang (Surat Takberbalas)

Aku yang telah lancang...

“Mungkin Doa yang ku untai belum sampai pada sang empu, hanya bisa menunggu sampai atau   berlalu”

Aku kira setelahnya tidak ada lagi yang bisa ku taruh dalam  rindu, namun entah sejak kapan kamu mulai menyusup dalam celah kosong di hatiku. Sebenarnya aku yang telah lancang berani menyebutmu di sepertiga malam-Nya tanpa seizin darimu. Mungkin aku sedang berharap ketidak mungkinan yang mungkin saja bisa ku dapat. Tidak ada yang tau selain  DIA yang maha Tau. mungkin juga aku sedang mencoba mematahkan hatiku sendiri dengan mencoba mengenalmu dalam diam. Banyak kemungkinan lain yang akan terjadi atau malah berlalu pergi.

Seperti puisi rangga untuk cinta yang berjanji untuk kembali bersama, aku ingin kamu dan aku dipertemukan kembali dengan rencana yang telah dirancang-Nya pada waktu yang tepat. Aku tidak ingin memaksakan ragaku yang sangat ingin menemuimu, aku ingin pertemuan kita nanti menjadi pertemuan yang akan menunjukan restu-Nya. Jika memang kita dipertemukan kembali atau sebaliknya jika kamu dan aku memang tidak ditakdirkan bertemu, aku ingin diamku ini menjadi sebuah perbaikan diri ke jalan sang Illahi Robbi.
                     -Dari ku untuk mu  
                      Teti Sukma
                      Di Penghujung Senja