Aku yang telah lancang...
“Mungkin Doa yang ku
untai belum sampai pada sang empu, hanya bisa menunggu sampai atau berlalu”
Aku
kira setelahnya tidak ada lagi yang bisa ku taruh dalam rindu, namun entah sejak kapan kamu mulai
menyusup dalam celah kosong di hatiku. Sebenarnya aku yang telah lancang berani
menyebutmu di sepertiga malam-Nya tanpa seizin darimu. Mungkin aku sedang
berharap ketidak mungkinan yang mungkin saja bisa ku dapat. Tidak ada yang tau
selain DIA yang maha Tau. mungkin juga
aku sedang mencoba mematahkan hatiku sendiri dengan mencoba mengenalmu dalam
diam. Banyak kemungkinan lain yang akan terjadi atau malah berlalu pergi.
Seperti puisi rangga untuk cinta yang
berjanji untuk kembali bersama, aku ingin kamu dan aku dipertemukan kembali
dengan rencana yang telah dirancang-Nya pada waktu yang tepat. Aku tidak ingin
memaksakan ragaku yang sangat ingin menemuimu, aku ingin pertemuan kita nanti
menjadi pertemuan yang akan menunjukan restu-Nya. Jika memang kita dipertemukan
kembali atau sebaliknya jika kamu dan aku memang tidak ditakdirkan bertemu, aku
ingin diamku ini menjadi sebuah perbaikan diri ke jalan sang Illahi Robbi.
Teti
Sukma
Di Penghujung Senja