MAKALAH
SENI SASTRA
DI SUSUN OLEH :
AULIA NUR AINI
HENDRI
SAPUTRA
HAJAH
PIAH KARTINI
NURYANAH
HAJAH
PIAH KARTINI
NURYANAH
ARWISAH
TETI SUKMAWATI
TETI SUKMAWATI
SMA NEGERI 1 KIBIN
TAHUN AJARAN 2011-2012
SENI SASTRA
Sastra (Sanskerta:
शास्त्र, shastra) merupakan kata
serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti
"teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata
dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran".
Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk
merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki
arti atau keindahan tertentu.
Yang agak bias adalah pemakaian istilah
sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai
sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa
puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya,
diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.
Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra
bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral).
Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang
dijadikan wahana
untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.
Biasanya kesusastraan dibagi menurut daerah
geografis atau bahasa.
Jadi, yang termasuk dalam kategori Sastra
adalah:
Novel :
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa
yang tertulis dan naratif; biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata
novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti
"sebuah kisah, sepotong berita".
Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata)
dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan
metrikal sandiwara
atau sajak. Umumnya sebuah novel
bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari,
dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.
Novel dalam bahasa
Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah
pemeran atau tokoh cerita juga lebih banyak
CERPEN :
Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah
suatu bentuk prosa
naratif fiktif. Cerita
pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-karya
fiksi yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern)
dan novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra
seperti tokoh, plot, tema, bahasa dan insight secara lebih luas
dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya bisa dalam berbagai
jenis.
SYAIR :
Syair berasal daripada bahasa Arab, ertinya dalam bahasa Melayu
ialah penyair. Syair dalam pengertian puisi dalam bahasa Arab disebut qasidah
atau sihir. Sampai sekarang istilah qasidah itu masih popular di
kampung-kampung yang gemar akan gambus Arab atau nyanyian-nyanyian dalam bahasa
Arab dengan nama qasidah.
Panjang
syair sama dengan panjang pantun, baik kalimat mahupun jumlah suku katanya yang
terdiri daripada empat kalimat, masing-masing sejumlah lapan hingga sebelas
suku kata.Umumnya sajak sama keempat baris itu: a, a, a, a, tetapi ada juga
yang bersajak a, b, a, b, seperti pantun.
PANTUN :
Pantun ialah puisi lama yang terikat oleh syarat-syarat
tertentu (jumlah baris, jumlah suku kata, kata, persajakan, dan isi).
SANDIWARA/ DRAMA :
Drama adalah komposisi syair atau prosa yang
diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku
(akting) atau dialog yang dipentaskan; 2) cerita atau kisah, terutama yang
melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater.
Dengan pementasan diharapkan penonton lebih mudah dalam memahami suatu
peristiwa kehidupan, watak dan lainnya.
LUKISAN
/ KALIGRAFI :Secara Etimologi, kata Kaligrafi merupakan penyederhanaa dari CALLIGRAFY, yaitu Callos yang berarti indah dan graph yang berarti tulisan. Jadi Kaligrafi adalah tulisan yang indah, atau aksara yang sudah dibentuk dan dimasuki unsur keindahan.
Secara Terminologi menurut Syeik Syamsuddin al akfani, letak-letaknya dan cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun atau apa-apa yang ditulis diatas garis-garis, abgaimana cara menulisnya dan menentukan dimana yang tidak perlu ditulis, mengubah ejeean yang perlu digubah dan menentukan cara bagaimana untuk mengubahnya (menurut Drs. Sirojuddin AR. dalam buku Seni Kaligrafi Islam : Jakarta: Multi Kreasi Singgasana, 1992).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar